Desain tata kota yang baik seharusnya mampu menghubungkan penduduk dengan lingkungan tempat ia tinggal.


Baca juga: Tahukah Anda 5 Kota Ini Punya Pesta Tahun Baru Terbesar




Para desainer tata kota lalu membawa pemahaman mereka terkait arsitektur, ruang publik, sustainability, keadilan sosial, hingga transportasi untuk mencapai hal tersebut.


Jika Anda ingin berlibur dan kebetulan memiliki apresiasi lebih terhadap kota dengan desain terbaik, simak pilihan CASA Indonesia di bawah ini.


1. Amsterdam, Belanda



Salah satu kanal di Amsterdam, Prince Canal yang masih digunakan sebagai jalur transportasi dan wisata / Wikipedia


Kanal-kanal di Amsterdam yang terkenal dibangun tidak hanya untuk menarik para turis; dia merupakan salah satu bentuk perencanaan matang desainer lanskap ketika mendesain kota Amsterdam yang modern.


Ketika Amsterdam dibanjiri oleh imigran pada tahun 1600-an, rangkaian kanal konsentrik, setengah lingkaran dibentuk sebagai perangkat pertahanan, manajemen air, dan transportasi.


Baca juga: Berlibur ke Whitby, Kota Pesisir Indah di Inggris


Banyak kanal-kanal yang dibangun sejak 1613 hingga 1656 dan kebanyakan masih beroperasi hingga sekarang. Amsterdam kini adalah kota yang ramah terhadap pejalan kaki dan pesepeda, ketika aktivitas berkendara di Amsterdam telah dibatasi.


2. Chandigarh, India



Chandigarh Capitol Complex karya Le Corbusier telah menjadi situs warisan dunia UNESCO / Scroll


Chandigarh merupakan kota pertama yang dibangun pada era pos-kolonial India, dan merupakan kota yang terkenal karena arsitektur dan desain perkotaannya.


Kotanya sendiri didesain oleh arsitek Prancis, Le Corbusier. Dia mendesain Chandigarh dengan mengikuti bentuk tubuh manusia; lengkap dengan kepala (pusat pemerintahan), jantung (pusat kota), paru-paru (ruang terbuka hijau), hingga sistem sirkulasi darah (jaringan jalan).


Anda masih bisa melihat kreasi Le Corbusier dalam Chandigarh Capitol Complex. Namun sayangnya, pembangunan kota yang serampangan membuat Chandigarh mulai kehilangan kekuatannya.




3. Dusseldorf, Jerman



Peradaban pinggir Sungai Rhein yang ramai / Trip Savvy


Dusseldorf pernah hancur parah akibat serangan bom pada Perang Dunia Kedua. Namun setelahnya, kota tersebut direkonstruksi dalam tempo yang cepat, membawa pertumbuhan ekonomi lebih baik dari sebelumnya.


Dusseldorf menjadi pusat dari arsitektur-arsitektur inovatif, salah satu yang terkenal adalah gedung Gehry yang terletak di pelabuhan. Bangunan tersebut menjadi bagian dari proyek pengembangan ulang untuk membawa kota pelabuhan kembali hidup.


4. Seoul, Korea Selatan



Lotte World Tower merupakan gedung pencakar langit tertinggi di Korea Selatan. tepat di sampingnya terdapat Taman Songpa Naru / Global Covenant of Mayors


Ketika Seoul didesain sebagai ibu kota pada 1300-an, para politisi memastikan jika kota tersebut direncanakan dengan baik. Kini Seoul mulai bekerja untuk merampungkan 2030 Seoul Plan, kota yang didesain berbasis kebutuhan masyarakatnya.


Setelah berdiskusi dengan para profesional, lima rencana inti dari kota tersebut adalah; kota yang mendukung semua masyarakatnya tanpa diskriminasi, kota budaya yang penuh sejarah dan ramai, dan kota berorientasi komunitas dengan properti yang stabil dan akses transportasi yang mudah.


5. Singapore City, Singapura



Gardens by The Bay menjadi salah satu ruang hijau yang berkembang di kota Singapura / Matador Network


Sejak menjadi koloni Inggris hingga sekarang, pembangunan Singapura selalu didasari oleh satu tujuan; membuat kota yang sukses.


Singapura terkenal berkat arsitektur inovatif dan ruang-ruang hijau yang berkembang di tengah kota berpenduduk padat.


Kota tersebut juga memiliki cara unik untuk mengelola sampah dan limbah. Salah satu kebijakan kota adalah tidak bergantung dengan pusat kota, hal tersebut membuat mereka memaksimalkan tanah buatan melalui reklamasi.


Sumber: The Culture Trip
Foto teaser: dok. Global Covenant of Mayors