Sebagai seorang arsitek, Junya Ishigami selalu menghadirkan konsep kesatuan antara arsitektur, lanskap, seni, serta lingkungan sebagai bentuk penghormatan terhadap indahnya alam. Hal tersebut membuatnya menghadirkan Art Biotop Nasu di tahun 2018. Sang arsitek merancang sebuah taman di kaki lembah Nasu yang menawarkan interaksi antara alam penuh pepohonan dan air yang jernih dan bangunan publik seperti villa, cafe, dan galeri seni.






Baca juga: Menjelajahi Kota Budaya Bersama Art&Design Trip #2


Setahun berselang, salah satu area di Art Biotop Nasu bernama Water Garden mendapat penghargaan Obel Awards. Taman yang dipenuhi pohon-pohon tinggi ini dianggap sebagai sebuah proyek yang tidak hanya ramah lingkungan namun juga sebagai bukti penghormatan Junya Ishigami kepada alam. Hal tersebut dibuktikan melalui pendekatannya merancang ruang tanpa perlu mendirikan sebuah bangunan.






Baca juga: Seru dan Ramai! Ini Lapangan Basket Paling Aktraktif


Menurut penyelenggara Obel Award, kehadiran lanskap ini memberikan suasana puitis karena mampu menggugah aspek emosi para pengunjung.




Dilansir Designboom, Martha Schwartz selaku dewan juri Obel Award mengatakan jika Water Garden memang bukan sebuah objek arsitektur karena tidak ada sifat menggubah dan membangun. Namun, ide architectural space yang direalisasikan oleh Junya Ishigami mampu menimbulkan diskursus apakah ruang ini merupakan objek arsitektur, lanskap, atau sebuah karya seni.