Permasalahan yang kerap dihadapi kaum muda zaman sekarang adalah tingginya biaya yang diperlukan untuk menyewa maupun membeli sebuah rumah atau apartemen. 


Isu ini tanpa terasa berdampak besar pada perkembangan komunitas masa kini, seperti menurunnya minat untuk menikah akibat biaya yang diperlukan serta kehidupan zaman modern yang semakin individualis.




Atrium di lantai dasar sebagai pusat ruang komunitas di Treehouse / Rohspace


Berkaca dari konteks ini, Melody Song seorang arsitek muda yang mempelopori Bo-da Architecture sekaligus Creative Director dari Colon Global mencetuskan ide co-living. Target utamanya adalah individu yang menginginkan makna lebih dalam menjalani kehidupan masa kini sembari menjunjung nilai kebersamaan dalam komunitas.


Arsitek berujar bahwa pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. Namun dengan perkembangan gaya hidup masa kini, faedah ini justru terbengkalai.


Bird eye view dari Treehouse di tengah kawasan Yeoksamdong, Seoul / Rohspace


Tampak luar Treehouse pada malam hari / Rohspace


Bertajuk Treehouse, arsitek menciptakan 76 unit tempat tinggal yang mengisi area seluas 4.810 meter persegi di tengah kawasan Gangnam, Seoul, Korea Selatan. Hadir di tengah kawasan yang terkenal sebagai kawasan elite ini, sejumlah global nomad, murid internasional, serta kalangan berusia sekitar 30 tahun telah mengisi sebagian besar unit di Treehouse ini.


Void yang membagi unit di Treehouse menjadi dua area / Rohspace


Apa daya tarik dari co-living space ini yang akhirnya menarik perhatian pada kaum milenial ini?


Terbagi atas unit dimulai dari 16,5, lalu 23, dan 33 meter persegi, seluruh unit dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi dan standar furnitur untuk tempat tinggal. Mengusung konsep berbagi bersama dalam komunitas, seluruh penyewa dapat menikmati fasilitas dapur, lounge, ruang belajar, meeting room, hingga laundry.


Femme living unit di lantai tiga / Lee Jieung


Pent living unit yang diperuntukkan untuk pasangan di lantai teratas Treehouse / Lee Jieung




Tampak interior terrace living unit pada lantai enam di Treehouse / Lee Jieung


Baca juga, Tips Merancang Rumah Minimalis untuk Pasangan Muda


Tak hanya itu saja, beragam acara komunitas turut diselenggarakan secara rutin seperti yoga di atrium tengah Treehouse. Selain itu, arsitek turut bercerita bahwa tempat tinggal ini termasuk pet friendly dengan disediakannya kamar mandi khusus di lantai dasar untuk peliharaan dan mereka dapat berkeliaran dengan bebas terkecuali di beberapa area lounge.


Kamar mandi umum untuk peliharaan milik tenant / Lee Jieung

Ruang meeting di area co-working / Lee Jieung


Baca juga, Tren Coworking Space Bagi Generasi Millenials


Unsur hijau seperti rentetan desain lanskap yang mengisi tengah atrium memberi kesegaran bagi interior bangunan yang terbagi atas delapan lantai. Tak hanya itu saja, para penghuni juga dapat bercengkerama di taman teras yang tersedia di lantai enam.


Area lounge pada atrium di lantai dasar / Lee Jieung


Teras di lantai enam / Rohspace


Berbeda dengan tipikal properti di Korea Selatan yang hanya memberikan akses pencahayaan alami bagi unit tempat tinggal dengan harga tertentu, seluruh unit di Treehouse justru mendapat akses dengan mudah. Terutama tipe loft di beberapa lantai teratas yang memiliki attic beratap miring yang sekaligus dihiasi dengan skylight.


Tampak interior terrace living unit di lantai enam / Lee Jieung


Ilustrasi program ruang di Treehouse / Bo-da Architecture





Foto teaser: Minimal living unit di lantai tujuh Treehouse / Lee Jieung