Sebuah dokumentasi dan jejak karir arsitek legendaris, Friedrich Silaban dirangkum dalam sebuah pameran arsitektur bertajuk "Friedrich Silaban, Arsitek 1912-1984".

Berlokasi di Gedung D, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, pameran ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan dalam mempelajari, melestarikan, menyiarkan pengetahuan yang terkandung dalam catatan kehidupan dan karir dari arsitek yang juga sahabat sang proklamator, Ir. Soekarno.


Beberapa alat gambar asli yang sempat digunakan Friedrich Silaban.


Dikuratori oleh Setiadi Sopandi dan Avianti Armand serta didukung oleh Direktorat Sejarah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, ide pameran ini pertama kali dirintis pada tahun 2007 lalu dengan mulai mengumpulkan arsip-arsip penting.

Melalui serangkaian acara yang digagas oleh komunitas modern Asian Architecture Network (mAAN), arsip arsitektur karya F.Silaban satu persatu disusun, dicatat, dan dituliskan ke dalam format publikasi digital yang resmi diluncurkan oleh situs arsitekturindonesia.org pada bulan April 2017 lalu.

Tak hanya bentuk digital, buku riwayat hidup berjudul "Friedrich Silaban" karya Setiadi Sopandi juga turut resmi diluncurkan empat bulan setelahnya.





Searah Jarum Jam: Kartu nama Friedrich Silaban; Foto paspor; Tanda piagam kehormatan Bintang Jasa Pratama dari Presiden ke-2 RI, Soeharto; Sebuah foto daerah Bonandolok (kampung halaman F.Silaban) dan kartu ucapan dari Prof. Andi Hakim Nasution kepada F. Silaban.


Pameran Friedrich Silaban, Arsitek 1912-1984 sendiri disusun berdasarkan buku biografi dengan lima narasi 'babak kehidupan' dari F.Silaban. Diawali dengan narasi pertama yaitu, 'Menjadi Silaban', 'Soekarno dan Silaban', 'Monumen', 'Istiqlal', dan ditutup dengan narasi kelima yaitu, 'Akhir'. 

Pameran yang akan berlangsung hingga 24 November 2017 mendatang ini akan membawa pengunjung masuk ke dalam sebuah perjalanan hidup sang maestro arsitek Indonesia, Friedrich Silaban.



Foto: Dok. CASA Indonesia