Megah nan misterius, mungkin itulah impresi pertama ketika melihat Museum Seni dan Pendidikan Huamao di Ningbo, China. Proyek megah yang dirancang oleh Alvaro Siza dan Carlos Castanheira ini rampung pada tahun 2020 dan terletak di sepanjang pantai Utara Danau Donqian.




Proyek ini melewati tahap perancangan dengan sketsa antara duo Siza dan Castanheira sampai akhirnya terwujud bangunan dengan bentuk gelombang yang melayang di atas tanah. Keduanya mengaku bahwa museum ini merupakan museum yang kecil namun besar di dalamnya dan dapat menarik perhatian atas misteri yang dihasilkan oleh bangunan ini.





Baca juga: Simak 7 Fakta Menarik Tentang Museum Angkut, Kota Batu


Massa bangunan ini memiliki volume yang beragam, yang setiap masanya kemudian terkoneksi satu sama lain sehingga membuat kesan bangunan yang kompleks nan luas di dalam area kecil. Beberapa nilai seni juga diterapkan pada filosofi bangunan ini, seperti bentuk dinamisme dan jiwa yang besar.




Pada lantai dasar, museum ini terlihat seperti mengintip dari permukaan tanah, hal ini mencerminkan misteri yang dimiliki oleh pengetahuan. Ketika masuk, terdapat area terbuka yang merupakan foyer dan area utama di lantai dasar. Kemudian di lantai dua hingga lantai paling atas, terdapat atrium yang menghubungkan pandangan dari paling bawah hingga titik paling atas langit-langit museum ini.









Baca juga: Eksklusif! Museum Louis Vuitton Karya Frank Gehry


Dilansir dari archdaily, duo arsitek asal Portugis ini membuat sirkulasi bebas sehingga pengunjung dapat menjelajahi dan merasakan misteri yang ada di dalam museum ini. Sementara untuk bagian fasad, digunakan lembaran alumunium bergelombang dengan warna yang gelap, dan warna dari aluminium itu dapat berubah dari hitam ke perak seiring gerak matahari.




Proyek ini merupakan sebuah proyek filosofis bagi keduanya, harapan Siza dan Castanheira, museum ini dapat menjadi bagian dari hubungan yang ramah antara lansekap alam dengan bangunan arsitektur untuk mempertahankan sisi protagonis dari fungsi bangunan ini atas nama publik dan budaya.


Sumber foto: Hou Pictures
Teks oleh: Atsmara Tsaniya