Berlokasi di St. Peter Port, Guernsey, kepulauan kecil di antara negara Inggris dan Prancis, berdirilah sebuah rumah yang dikelilingi oleh ragam vegetasi alam langka dan dilindungi. Dikarenakan kawasan ini memiliki lansekap alam yang tidak boleh diubah, maka solusi yang dihadirkan arsitek David De La Mare ialah dengan merancang sebuah hunian yang hemat energi dan berkesinambungan.

Rumah dua lantai bernama The Glade House didesain agak tersembunyi sehingga tidak menghadap langsung ke arah bangunan di sekitarnya. Sesuai dengan namanya yang berarti ruang terbuka di tengah pepohonan lebat, rumah ini menempati lahan pada topografi tanah yang agak menjorok ke dalam.

Posisi ini dipilih agar tidak mengganggu kawasan pohon lindung di sekitarnya dan mempertahankan tapak yang proporsional.

Elemen ruang luar yang kaya di sekitar hunian terintegrasi harmonis ke dalam interior rumah. Hal inilah yang menjadi karakter utama The Glade House.

Menggunakan fasad kaca, hunian ini mendapatkan banyak sinar matahari yang bisa dimanfaatkan kembali menjadi energi melalui solar panel yang ada. Penutup lantai pada lantai dasar menggunakan keramik granit khas Guernsey dan batu bata yang bersumber langsung dari lokasi.




Layout rumah didesain open-plan sehingga koneksi antar ruang baik secara horizontal maupun vertikal terhubung dengan baik tanpa menghilangkan zona privasi.

Nuansa interior yang natural menjadi palet utama dengan warna putih, dinding batu bata dengan lapisan warna lime, serta warna-warna asli material seperti kayu dan batu limestone ditonjolkan.

Untuk furniturnya, tampilan kontemporer dari kayu oak, aksen elegan dari kuningan, dan raw steel pada railing tangga dipilih agar menghadirkan suasana interior yang lembut sekaligus kuat dalam satu karakter rumah yang modern.




Foto: Peter Landers (Courtesy of DLM Architects)

Artikel ini selengkapnya dapat dibaca pada Majalah CASA Indonesia I/2018 rubrik LIVING Hal.92-99.