Bagaikan sahabat; cahaya, tumbuhan, dan manusia adalah tiga hal yang tidak terpisahkan. Ketika lahan mulai terbatas, tiga hal tersebut mulai berjarak. Manusia bisa membangun hunian, tapi seringkali tanpa cahaya, apalagi tanaman.


Di tengah keterbatasan ruang yang kian menjangkit, biro arsitek dari Bandung Studio Avana punya visi berbeda; menciptakan rumah yang menjadikan unsur taman dan cahaya sebagai elemen utama pada hunian.


Visi tersebut merupakan embrio dari ide yang digagas oleh pemilik rumah. Di atas lahan seluas 200 meter persegi, Lumiere House dengan luas bangunan 320 meter persegi ini berdiri. Fasad berdimensi kubus tampil distingtif di kawasan perumahan di pusat Kota Bandung yang padat.



Lumiere House karya Studio Avana / KIE


“Membuatnya menonjol dibanding yang lainnya, namun tidak menjadikannya terasing dan berbeda,” ujar Ramos Saedi, Martin Pradipta, dan Rayner Tulus, selaku principal architects dari Studio Avana.


Baca juga: Segar! Rumah ini Jarang Pakai AC & Terasa Sangat Sejuk


Balutan asri jelas terlihat bahkan sebelum kaki melangkah ke dalam hunian. Fasad secondary skin menampilkan deretan sirip-sirip besi yang dapat berputar menggunakan mekanisme pivot, melindungi taman yang terletak di balkon dari panas berlebih.



Pengalikasian glass reflected pond sebagai jalur masuk sinar matahari / KIE


Taman tersebut juga berfungsi sebagai buffer udara untuk ruang keluarga berjendela lebar di lantai dua. Dari bawah, taman kecil mendampingi teras untuk menyambut tamu atau penghuni yang datang. Masuk ke dalam, refleksi cahaya dari kolam di lantai dua memberikan tekstur bayangan air pada ruang foyer yang bersanding dengan taman di sebelahnya.




Namun kekuatan utama Lumiere House ada pada inti massa bangunan. Keterbatasan lahan membuat Studio Avana menggunakan metode split level hingga menciptakan void setinggi 8 meter. Split level juga menjadi siasat arsitek untuk memaksimalkan penggunaan ruang tanpa harus terkesan sempit.



Tempered glass setebal 10 milimeter dapat menjadi sumber cahaya natural untuk interior hunian / KIE


Meski lahannya terbatas, Studio Avana tetap bisa menyalurkan hobi pemilik yakni memelihara tanaman. Kegiatan tersebut bisa menjadi salah satu cara untuk mengisi waktu luang ketika Anda sedang berdiam diri di rumah, khususnya ketika pandemi virus Corona sedang berada di tahap-tahap krusial.


Baca juga: Rumah Kembar untuk Kakak Beradik, Serupa Tapi Tak Sama!


Di tengah-tengah, hadir dapur kering, ruang makan, beserta ruang keluarga tanpa sekat yang luas, bersanding dengan taman dan vertical garden yang menjadi innercourt. Void pada ruangan tidak hanya memberikan nuansa kian lapang, atap void bermaterialkan tempered glass 10 milimeter yang dilapisi kaca film juga menjadi pintu masuk cahaya untuk taman tanpa harus terasa panas.



Metode split-level untuk memberikan ruang lebih besar di tengah sebagai medium hobi pemilik / KIE


Sesuai dengan namanya, hunian yang memiliki lima taman dan tiga ruang keluarga ini adalah tempat bertemu kembalinya tumbuhan, cahaya, dan manusia.


Teaser: Lumiere House karya Studio Avana / KIE