Berada di situasi lingkungan khas kota Jakarta, yakni di jalan sempit yang menghubungkan jalan-jalan utama, sebuah kavling kecil dikehendaki berwajah baru dengan mempertahankan beberapa kondisi yang sudah ada.

Tak hanya itu, situasi distingtif lainnya terdapat pada tipologi tapaknya. Bentuk tapak menyerupai huruf “L” dengan lebar muka tujuh meter dan lebar bagian belakang yang lebih besar menjadi tantangan tersendiri. Sebuah kolam renang dan rerimbunan taman yang sudah menempati luasnya area belakang ini diinginkan penghuni untuk tetap dipertahankan.




Baca juga, Segar! Rumah ini Jarang Pakai AC & Terasa Sangat Sejuk


Dengan demikian, menciptakan bangunan baru di atas lahan dengan tetap mempertahankan area belakang tersebut menjadikan arah belakang hunian ini adalah fokus terbaiknya. Alhasil, formula rumah tropis menjadi landasan dalam mengolah hunian dengan luas tanah 750 meter persegi ini. Postur massa bangunan yang ramping digubah untuk merespon kondisi lahan dan hawa tropis lingkungannya. 




Lebar lahan yang minim ini tak lantas mengesampingkan fungsi utama bangunan terutama dalam hal sirkulasi udara. Apabila lazimnya dinding rumah menempel dengan dinding tetangga, pada kedua sisi bangunan dengan atap yang memiliki derajat sudut yang curam ini, ruang terbuka sengaja disisakan untuk penghawaan optimal. Hal ini diupayakan agar setiap ruang semaksimal mungkin memperoleh kualitas udara yang baik.


Baca juga, Desain Apartment Kekinian yang Buat WFH Jadi Nyaman


Konsep hijau tak hanya tampil pada area belakang melainkan sedari muka hunian seperti halnya area garasi yang dibatasi oleh pagar wire mesh dengan tanaman-tanaman rambat yang terjalin. Dilanjutkan dengan dapur, ruang makan, dan ruang tamu, hingga ruang tidur tamu, ruang-ruang di lantai dasar ini disusun secara linear.




Sementara itu, fungsi ruang publik dan privat dipisahkan oleh teras yang juga digunakan sebagai ruang tamu. Keberadaan teras maupun ruang tamu ini juga berfungsi untuk mengalirkan udara dari kedua sisi hunian. Memanfaatkan kontur tapak yang menurun ke area belakang, area servis pun ditempatkan di lantai semi basement. 




Baca juga, Rumah ini Menyelip di Padatnya Kota Tokyo


Dengan inti perhatian pada area belakang, dua ruangan ditempatkan sedemikian rupa untuk membingkai pemandangan terbaik ke arah taman belakang. Salah satunya adalah ruang keluarga yang ditempatkan di urutan terdalam bersama ruang makan agar mendapat view maksimal.

Sebuah sistem diciptakan untuk memungkinkan bagian-bagian pada ruang keluarga ini memiliki jendela-jendela besar yang dapat digeser dan disembunyikan sehingga para penghuni dapat menikmati pemandangan terbaik. 




Ruangan transenden lainnya adalah kamar tidur utama. Didampingi dengan balkon dan bukaan besar ke arah taman, kamar tidur utama ini seolah menjadi patron signifikan hunian dengan luas bangunan 350 meter persegi ini. Bersandingan dengan deretan kamar tidur utama dan anak, area perpustakaan diciptakan untuk menampung minat membaca buku para anggota keluarga. Perpustakaan ini ditempatkan di tengah-tengah sebagai foyer antara ruang-ruang kamar tidur.




Elemen interior pada perpustakaan ini menggunakan kayu-kayu daur ulang rumah sebelumnya yang dibentuk dan disusun secara acak hingga menciptakan rak yang menarik. Ruang belajar juga ditempatkan di koridor samping dengan sirkulasi udara yang dirancang mampu mengalirkan udara dingin dari bawah meja guna meminimalisasi penggunaan air conditioner. Seluruh gubahan pada hunian ini adalah jawaban dari hunian tropis di masa kini.




Mengimplementasikan bentuk rumah panggung pada tampak depannya, karya arsitektur yang diwujudkan dalam waktu sekiranya dua tahun ini berhasil memenangkan IAI Jakarta Awards 2015. Harmonisasi asas-asas yang baik dari rumah tropis tradisional, kemasan kontemporer, serta detail-detail modern ini merealisasikan rupa rumah tropis dengan tutur terkini. 


Teks oleh Sarah Hutapea
Fotografi oleh SUB Visionary
Arsitek, Lighting Designer Wiyoga Nurdiansyah dan Muhammad Sagitha
Kontraktor Herri Nugroho
Struktur Djoelianto Hadimuljo