Sebuah hunian merupakan cermin bagi sang tuan rumah. Idiom tersebut bukanlah isapan jempol belaka. Setiap pribadi tentu mempunyai karakter yang berbeda dan dapat terpapar dari detail kehidupan yang ada di sekelilingnya. Apa yang menjadi fenomena saat ini adalah meningkatnya hunian vertikal di kota Jakarta seiring dengan melonjaknya cost and demand bagi kalangan profesional. Terletak di sebuah apartemen ekslusif di kawasan Sudirman Central Business District atau yang akrab dikenal sebagai SCBD, hunian ini boleh jadi merupakan jawaban bagi individu yang menginginkan sinergi antara jati diri dengan karier yang dilakoni.

Memiliki luas kurang lebih 200 meter persegi, dimensi ruang demi ruang dalam apartemen ini sarat akan spirit individu yang memahami betul arti penting sebuah kenyamanan. Tangan dingin Eko Priharseno dari Aedi Interior Design Bureau kembali menorehkan harmonisasi yang tersirat dari detail minimalis dengan teknik finishing elemen interior di dalamnya. Mengadopsi keinginan tuan rumah yang memiliki kesibukan sebagai profesional muda dengan aktivitas yang begitu padat, sang desainer memberikan sentuhan tersendiri sebagai sebuah representasi diri. Eko Priharseno menawarkan lebih dari sekadar solusi desain, melainkan optimalisasi pendalaman ruang dengan memberi sentuhan seni pada setiap sudutnya.


Praktis, elegan, dan cerdas. Ketiga hal itulah yang menjadi ide utama Eko Priharseno saat mendesain sisi interior hunian ini. Sisi praktis nampak jelas terlihat dengan penggunaan detail interior dan furnitur yang memang ditekankan pada nilai fungsi. Apa yang ditempatkan pada ruang hunian adalah kebutuhan bagi tuan rumah untuk senantiasa menunjang kesibukannya. Inspirasi dari efisiensi itu memang datang dari pemilik hunian yang berjiwa muda serta sangat dinamis dalam kehidupannya. Ia tidak membutuhkan banyak ornamen dalam hunian idamannya, penekanannya justru diberikan pada bagaimana hunian tersebut menjadi ruang privasi yang menyediakan kenyamanan secara maksimal.

Berbicara mengenai nilai praktis pada hunian ini juga tercermin pada desain lemari yang simetris melekat pada dinding. Kontur pintu lemari didesain mengikuti wall treatment yang melekat menyamarkan bentuk aslinya sehingga tampak sebagai bagian dari ruangan. Garis-garis lugas dari kayu dihadirkan sebagai rak untuk ornamen dan buku di antara televisi. Nuansa cozy diperkuat dengan three seater sofa berbentuk siku, dua coffee table bervariasi bundar, serta satu single chair berwarna senada. Kesan etnik ditorehkan Eko Priharseno dengan membubuhkan beberapa detail khas Indonesia seperti karpet yang terinspirasi corak tenun, sendok sagu Papua sebagai aksesori interior, hingga wallpaper dari serat bambu untuk memberikan kehangatan pada ruang. Lukisan karya Hendra 'He-He' yang terpajang di salah satu dinding memberikan percikan playful di antara warna-warna kayu yang mendominasi.




Kecerdasan dalam pemanfaatan ruang turut tertuang dengan menyatukan dua ruang sebagai ruang studi. Tidak hanya itu, sekat di antara dapur dan living room dihilangkan untuk memaksimalkan fungsi interaksi bagi penghuni. Eko Priharseno menarik garis di antara dua dinding pada ruang studi dengan pemandangan kota untuk memberikan kesegaran tersendiri saat penghuni ingin bekerja. Sudut-sudut dan permainan detail sampai tata cahaya yang dirancang oleh SSA Lighting menorehkan kesan maskulin yang kental namun juga integritas fungsi ruang yang saling menunjang satu sama lain. Simplified life. 


Fotografi oleh Melanie Tanusetiawan

Arsitektur oleh Envirotec

Desain Interior oleh Aedi Interior Design Bureau

Desainer Pencahayaan oleh SSA Lighting